Pengomposan dengan metode Takakura memiliki prinsip kerja dengan fermentasi bukan pembusukan. Sehingga hasil kompos tidak berbau menyengat dan mengeluarkan air lindi karena menggunakan mikroba yang membutuhkan oksigen (aerob) dan mikroba yang tidak membutuhkan oksigen (anaerob).
Metode ini diperkenalkan oleh Mr. Takakura yang berasal dari Jepang pada pelatihan pengelolaan sampah organik di Surabaya.
Menghasilkan kompos dengan metode Takakura tidak sulit bila memperhatikan beberapa tips dan cara pembuatan berikut ini.
1 – Menyiapkan Alat dan Bahan Kompos Takakura
Adapun alat yang dibutuhkan ialah:
- Keranjang atau wadah yang berlubang, fungsinya sebagai wadah untuk menjaga sirkulasi udara pada kompos.
- Bantalan dari bantal bekas, tumpukan kain perca atau handuk, fungsinya untuk menjaga kelembaban kompos.
- Kardus pelapis, fungsinya pengatur kelembaban dengan menyerap kelebihan air dan menjaga agar kompos tidak keluar dari wadah.
- Pengaduk dari kayu atau besi, fungsinya mengaduk kompos agar oksigen masuk ke bagian dalam.
- Biang kompos berupa kompos setengah jadi yang sudah mengandung mikroba fungsinya memicu proses fermentasi. Banyak biang kompos yang dibutuhkan ialah setengah dari volume wadah.
Bahan utama yang diperlukan ialah:
- Sampah coklat kaya karbon (C), sebagai sumber energi bagi mikroba yang bekerja dalam proses fermentasi. Sampah coklat kaya karbon memiliki ciri-ciri berwarna coklat, kering, kasar, dan berserat. Contohnya: daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, jerami, tangkai sayuran yang sudah kering, kulit jagung kering, kertas, atau sekam padi.
- Sampah hijau kaya nitrogen (N), sebagai pendukung mikroba agar dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Sampah hijau kaya nitrogen umumnya berwarna hijau dan mengandung banyak air. Contohnya kulit buah, pupuk kandang, kulit telur, sampah dapur, bubuk teh atau bubuk kopi, potongan rumput segar, buah-buahan dan sayuran busuk.
Tips:
- Komposisi sampah coklat dan sampah hijau adalah 1 : 2.
- Jangan menggunakan sampah yang mengandung bau dan belatung seperti tulang, ikan, keju, minyak, susu, atau daging dan sampah yang yang tidak mudah terurai seperti biji buah.
2 – Membuat Kompos Takakura
- Siapkan bibit kompos sekitar 2-3kg dan sampah organik.
- Lapisan pertama atau paling bawah adalah bantalan dan sekam.
- Lapisan kedua adalah campuran sampah organik (sampah coklat dan sampah hijau).
- Lapisan ketiga sebagai penutup adalah bantalan dan sekam.
- Aduk bibit kompos dan sampah non organik hingga tercampur merata. Tutup rapat agar tidak ada serangga yang masuk.
- Masukkan sampah organik selama 2-3 hari hingga wadah penuh.
- Proses fermentasi akan terjadi selama 1-2 hari.
- Keranjang atau wadah yang sudah penuh bisa dipindah ke karung dan mengalami fermentasi lanjutan hingga 2 minggu.
- Kompos yang sudah jadi diayak menggunakan ayakan berukuran 0,5cm.
Perhatikan:
Kompos yang dihasilkan harus kering dan tidak mengandung air. Teksturnya seperti tanah saat diremas, tidak berbau, dan berwarna hitam kecoklatan.
3 – Uji Kompos Takahura
Uji kompos dapat dilakukan dengan dua cara:
- Uji kompos pertama dengan dilarutkan pada air. Bila kompos terapung artinya belum jadi. Bila kompos tenggelam artinya sudah terbentuk dengan sempurna.
- Uji kompos kedua dapat dilihat dari warna air rendaman kompos. Bila berwarna coklat berarti masih ada cairan fermentasi sedangkan bila air bersih tidak ada lagi cairan fermentasi.
Metode membuat kompos dengan Takakura dapat dilakukan secara mandiri di rumah (produk rumah tangga) karena memerlukan wadah yang kecil. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk agar tanaman subur dan tidak tumbuh tanaman liar.