Artikel ini merupakan review buku Wolff Schoemaker – Karya dan Lingkup Dunia Sekelilingnya, ditulis oleh Dr. Salmon Priaji Martana. Charles Prosper Wolff Schoemaker, sering disingkat Wolff Schoemaker saja, merupakan salah satu dari banyak arsitek Belanda yang hijrah ke Indonesia, khususnya Bandung. Mereka datang ke Bandung untuk menggarap daerah yang dikatakan masih sepi dan pernah jaya menjadi kota cantik dengan sebutan Paris van Java.
Karya Arsitektur C.P. Wolff Schoemaker di Bandung
Uraian buku “Wolff Schoemaker – Karya dan Lingkup Dunia Sekelilingnya” tertera dalam datar isi sebagai berikut:
I. Pendahuluan
Membahas awal masyarakat menyadari keberadaan Wolff Schoemaker justru ketika makamnya akan digusur. Belum ada penjelasan detail, kenapa Schoemaker yang berlatar belakang militer dan segudang prestasi, tetapi dimakamkan di pemakaman umum.
II. Sekilas Wolff Schoemaker
Membahas latar belakang keluarga, pendidikan, dan awal terlibatnya Wolff Schoemaker menjadi arsitek di kota Bandung. Sosok kelahiran Banyubiru, Ambarawa 25 Juli 1882, di kemudian hari melanjutkan pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (KMA) di Breda hingga tamat sebagai civiel ingenieur dan berdinas di ketentaraan.
III. Karya Arsitektur Wolff Schoemaker
Uraian pada bab III mendekati uraian seperti halnya penelitian pada karya ilmiah. Ada 25 karya yang disusun pada tabel, lengkap dengan penjelasan lokasi, fungsi, dan tahun pembuatannya.
Sejumlah besar bangunan-bangunan karya Wolff Schoemaker masih dapat ditemui di kota Bandung. Karya-karya tersebut sebagian besar terletak di Bandung bagian utara, yang merupakan saksi sejarah dari kegemilangan arsitektur kolonial di Bandung pada masanya.
(halaman 48).

IV. Dari Arsitektur Indo Eropa Menuju Arsitektur Indonesia
Semasa hidupnya dan sepanjang perjalanan karir arsiteknya yang terbilang panjang, Wolff Schoemaker menghasilkan lebih dari 68 desain bangunan, berikut puluhan karya tulis, baik yang dimuat di majalah maupun buku yang diterbitkan khusus. (halaman 63).
Kiprahnya pernah menjadi guru besar di T.H. Bandoeng, tempat Soekarno juga pernah mengenyam pendididikan di sana, besar pengaruhnya pada puluhan mahasiswa dan karya arsitektur di Indonesia. Termasuk Soekarno yang juga mendesain beberapa bangunan di kota Bandung, tampak ciri-ciri pengaruh Schoemaker pada karyanya tersebut.
V. Tokoh Penting dan Berpengaruh Sekitar Wolff Schoemaker
Wolff Schoemaker pada dasarnya merupakan figur arsitek-ilmuwan yang terbuka pada masukan-masukan luar, dari manapun sumbernya yang dapat memperkaya pencarian arsitektur maupun kepribadiannya. (halaman 81)
Ada sembilan tokoh yang dijelaskan dalam bab V ini, yaitu: Richard Leonard Arnold Shoemaker, Sukarno, Muhammad Natsir, Dominique Willem Berretty, Frank Lloyd Wright, Henri Maclaine Pont, Herman Thomas Karsten, Hendrik Petrus Berlage, dan Lim A Goh.
Buku Wolff Schoemaker – Karya dan Lingkup Dunia Sekelilingnya
Deskripsi Produk
Penulis: Dr. Salmon Priaji Martana
Kategori Buku Referensi Bidang Ilmu Arsitektur
ISBN 978-602-401-456-8
Ukuran 17.5×25 cm
Halaman vii, 107 hlm
Harga Rp.86.500
Sinopsis
Di penghujung bulan Juli 2002 harian Kompas menuliskan tentang bakal digusurnya makam Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker, setelah selama sembilan tahun retribusi makam tersebut tak terbayar. Perhatian publik mendadak terfokuskan pada nama yang pernah melegenda tersebut. Bahkan bagi generasi berbeda yang tidak pernah mendengar nama tersebut menjadi bertanya-tanya, siapakah Wolff Schoemaker?
Para arsitek atau setidak-tidaknya orang yang bergaul erat dengan dunia arsitektur tentu tidak asing dengan nama tersebut. Guru besar Sejarah Arsitektur, mantan rektor Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) dan mentor dari Sukarno muda saat masih berstatus mahasiswa ini memang tergolong menarik dibicarakan. Semasa hidupnya, praktik arsiteknya melalui masa-masa panjang yang mewarnai arsitektur Kota Bandung. Boleh dikata dari segi kuantitas karya, tidak satu arsitekpun di Bandung yang dapat menandingi Wolff Schoemaker. Karya-karyanya tersebut terserak ke seluruh wilayah kota, dalam berbagai skala dan fungsi yang didukungnya.
Wolff Schoemaker mampu merancang bangunan-bangunan aneka kegunaan dalam kualitas yang sama baiknya. Ia mampu melahirkan karya bangunan-bangunan peribadahan dari tiga agama; Kristen Katolik, Protestan dan Islam yang sarat nilai-nilai religius.
Ketiga bangunan tersebut, Katedral Santo Petrus di Jalan Merdeka, Gereja Bethel di Jalan Wastukancana serta Masjid Raya Cipaganti, dirancang oleh Wolff Schoemaker dengan pemahaman religi sangat baik. Selain bangunan peribadahan, Wolff Schoemaker juga merancang Gedung Hotel Preanger dengan gaya art deco yang kental, serta Villa Isola di kampus UPI di Jalan Setiabudhi yang sangat nampak dipengaruhi aliran ekspresionis.
Di luar bangunan-bangunan tersebut masih banyak lagi karya-karya Wolff Schoemaker lainnya yang menghiasi perwajahan Kota Bandung.

Profil Penulis
Salmon Priaji Martana, lebih sering dipanggil Salmon, seorang dosen dari Universitas Komputer Indonesia, pada program studi Teknik Arsitektur. Saya mengenalnya sudah lama sejak beliau masih mahasiswa. Perhatiannya pada Sejarah Arsitektur dan pelestarian bangunan menjadi fokus risetnya hampir di semua jurnal yang ditulis. Salah satu risetnya menghasilkan disertasi dengan judul “Pola Inkulturasi Arsitektur pada Gereja-gereja Protestan dan Katolik di Bali dan Jawa Tengah” yang dipertahankan di tahun 2011.
