Masjid Al Irsyad – Menuliskan tentang masjid di Indonesia selalu menarik buat saya. Perubahan dari penganut Hindu menjadi Muslim ketika syiar Islam dikenalkan ke masyarakat, membawa perubahan bentuk bangunan peribadatan. Seperti kita ketahui menurut sejarah, Masjid Demak merupakan masjid mula pertama yang ada di Pulau Jawa. Walaupun menurut beberapa pendapat Masjid Demak yang sekarang masih tegak berdiri, bukan masjid pertama.
Menurut pemahaman masyarakat dan sering kita jumpai di mana-mana, masjid di Indonesia dilengkapi dengan kubah di atasnya. Konon bentuk kubah tersebut mengadop bentuk masjid di tanah Arab, kemudian kisahnya diikuti oleh orang-orang yang baru pulang haji.
Padahal sejatinya masjid di Masjidil Haram berbentuk kotak tanpa kubah, begitu juga masjid-masjid Nusantara yang mengadop bentuk arsitektur tradisional setempat.
Masjid berkubah pun terbentuk dari batu-batu yang disusun melingkar diikat oleh cincin berdiameter tertentu sehingga membentuk dome (kubah). Berbeda dengan masjid tradisional yang atapnya memakai kuda-kuda kayu dan penutupnya dari sirap atau pelepah daun nira.
Ka’bah Yang Menginspirasi Masjid Al Irsyad
sumber: https://www.archdaily.com/
Buat teman-teman yang ada waktu berkunjung ke Kota Baru Parahyangan, sebuah kompleks perumahan lengkap tak jauh dari kota Padalarang, terdapat masjid kecil yang asri bernama Masjid Al Irsyad. Masjid ini didesain tanpa kubah yang waktu itu belum banyak masjid didesain tanpa kubah. Secara tata-atur bangunan masjid memang tidak ada ketentuan masjid harus berkubah atau tidak berkubah. Ketentuannya hanya arah Qiblat, mihrab, shaf pengaturan shalat, ruang akhwat, dan tempat wudhu.
Masjid ini dibangun tahun 2009 yang lalu di atas tanah seluas 1 hektar. Arsiteknya Ridwan Kamil yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Masjid berkapasitas 1.500 jamaah ini diresmikan tanggal 17 Ramadan 1431 Hijriah atau 27 Agustus 2010.
Luas masjid keseluruhan 1.871 meter persegi, dindingnya merupakan susunan batu berwarna abu-abu tanpa finishing. Bila sepintas diamati, susunan batu ini dikombinasikan dengan susunan batu krawang, pada tiga sisi dinding akan membentuk lubang-lubang tak beraturan.
Ternyata bila kita amati dari jauh, susunan lubang-lubang karawang tersebut merupakan kaligrafi tiga dimensi raksasa yang membentuk dua kalimat tauhid, Laailaha Ilallahu Muhammad Rasulullah, yang artinya Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Bila kita berada di ruang dalam masjid, kalimat tauhid tadi memendarkan terang dari luar.
Lubang-lubang karawang (rooster) tadi juga berfungsi mengalirkan udara bebas, sehingga ruangan terasa sejuk dan tidak memerlukan AC.
Malam hari ketika kegiatan di dalam masjid diterangi cahaya lampu, maka pendar kalimat tauhid akan muncul di dinding tersebut bila di lihat dari luar.
sumber: acrhdaily
menghadiri akad nikah putra seorang teman di Masjid Al Irsyad, sumber: Hani
Mihrab Unik Membentang Ke Lansekap Luas
Masjid ini dibangun menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Al-Irsyad Satya Islamic School (berafiliasi dengan Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyah of Singapore) sebuah sekolah Islam internasional yang ada di Kota Baru Parahyangan.
Umumnya masjid-masjid juga didesain dengan bentuk mihrab berupa cerukan ke depan, sehingga kalau dilihat dari luar berupa tonjolan berbentuk kotak. Ada pula yang tidak diberi cerukan tetapi dinding penuh, sebagai penanda menghadap ke Qiblat.
Hal yang berbeda saya jumpai pada Masjid Al Irsyad, yang mungkin baru pertama kali ini melihat masjid didesain seperti ini. Cerukan yang biasanya merupakan dinding mihrab tidak ada, tetapi blong kira-kira 1/3 bagian dinding bagian tengah, menghadap ke pemandangan bukit di seberangnya. Di luar mihrab ada kolam yang diletakkan bola bertuliskan Allah SWT, sebagai penanda mihrab/Qiblat. Agak di pinggir terdapat mimbar sebagai tempat khutbah.
Sholat dengan menghadap ke alam lepas seperti ini memang memberikan suasana hati yang berbeda, terasa khusu dan berserah diri total ke Allah SWT.
Penutup
Datang ke sebuah masjid yang dirancang dengan apik menimbulkan kesan mendalam dan tak terlupakan. Sering ada kisah-kisah atau konsep yang melatarbelakangi berdirinya sebuah masjid. Seperti halnya Masjid Al Irsyad ini yang didesain dengan teliti memperhatikan berbagai aspek.
Prinsip arsitektur tropis yang sangat memerhatikan penerangan alami dan ventilasi alami dengan cermat diterapkan pada masjid ini.
Selain itu hal-hal kecil lainnya, misalnya lampu berbentuk kotak di langit-langit ternyata bertuliskan Asmaul Husna. Bila dihitung memang jumlah lampu juga mengikuti jumlah Asmaul Husna, yaitu 99 buah.
Pengolahan ruangan yang tanpa struktur tengah membuat masjid mungil ini berukuran 28,46×28,46 meter, justru terasa lapang dan lega. Pada denah terlihat disekeliling masjid diberi kolam dan batas berbentuk lingkaran, sebagai ilustrasi dari alur tawaf yang mengelilingi Ka’bah.
Masjid Al Irsyad terletak di Jl. Parahyangan KM. 2,7, Kota Baru Parahyangan, Cipeundeuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40553, juga mendapat penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2011 oleh Building Construction Information (BCI) Asia karena konsep bangunannya yang ramah lingkungan.
Semoga bermanfaat.
masyaallah bagusnya bangunan masjidnya, unik dan menarik, sepertinya ini konsep yang ditiru di rest area toll arah malang ke sidoarjo lupa km berapa, cuma tidak mengahdap ke alam seperti masjid Al Irsyad ini
Masyaallah. Semoga suatu waktu bisa mengunjungi masjid ini juga, Mba. Btw. Mengapa masjid ini diklaim ramah lingkungan, ya?
Saya bisa bayangkan kehadiran masjid tanpa kubah di awal kemunculannya. Bisa jadi ada pro dan kontra, ya, Mba.
Waktu saya ke Masjid Al Irsyad gak langsung sholat, Bun. Malah asyik lihat-lihat konsep bangunannya. Selain arah kiblat yang menghadap ke alam bebas, saya juga kagum dengan lampu yang bertuliskan asmaul husna, Masya Allah.
Kayaknya Mbak Hani sudah mulai acara jalan-jalannya lalu mereview bangunan, tempat termasuk masjid ini.
Jadi terinspirasi nih buat menulis kayak gini juga.
Berapa banyak masjid bersejarah di kotaku yg belum dikenal masyarakat bahkan oleh orang Makassar sendiri. Terima kasih Mbak Hani, tulisan ini betul-betul menginspirasi.
By the way, masjid Al Irsyad ini bagus banget apalagi ditulis dari sudut pandang sang arsitek yg bloger juga.
Kebayang indahnya tulisan yg ada pada rooster itu saat malam hari, tulisan tauhid yg berasal dari lubang-lubang karawang (rooster) yg terpantul dengan adanya sinar lampu.
Review masjid dari seorang arsitek memang beda yah…
Apakah ini salah satu janji Mbak Hani untuk mengisi hari-hari dengan jalan-jalan lalu mereview tempat-tempat atau masjid? Keren euy.