Siap Menghadapi Karier Kedua Mengembangkan Aset Intelektual Bersama IndiHome

Siap Menghadapi Karier Kedua Mengembangkan Aset Intelektual Bersama IndiHome

Pertengahan bulan lalu saya mengikuti suami mengikuti workshop bertajuk Karier Kedua. Perusahaan tempat suami bekerja mengundang belasan pegawainya yang menjelang pensiun untuk mengikuti workshop Pra Purnabakti. Kegiatan yang diadakan selama tiga hari dua malam ini harus didampingi oleh pasangan, istri atau suami masing-masing.

Sejawat suami rata-rata berusia lebih dari 50 tahun ini memang ada yang tahun ini atau tahun depan pensiun. Beruntungnya perusahaan mengadakan workshop untuk karyawan menyiapkan karier kedua.

Apa itu Karier Kedua

Ketika seseorang mulai menapaki dunia kerja dan meniti karier, seringkali mulai dari tingkat yang paling rendah sesuai dengan kompetensinya. Tahun demi tahun ditapaki dengan sabar karyawan pemula tersebut hingga mencapai jenjang karier tertinggi.
Hingga akhirnya tibalah masa pensiun.

Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2015, menentukan Batas Usia Pensiun bagi Pekerja adalah 56 (lima puluh enam) tahun.
Walaupun pensiun adalah sesuatu yang wajar, banyak cerita bahwa tidak semua orang yang akan pensiun, siap dengan kondisi pensiun, tak terkecuali laki-laki maupun perempuan.

Gaji bulanan, berbagai tunjangan dan fasilitas, kemapanan, dan hidup stabil menjadikan para karyawan ini enggan melepaskannya.
Post power syndrome merupakan keadaan yang sering menghantui para pensiunan ini.
Anak-anak masih perlu biaya untuk melanjutkan pendidikan, cicilan yang belum lunas, biaya hidup yang tidak bisa menunggu, tenaga masih kuat, tapi jobless.

Persiapan Menghadapi Karier Kedua

Pada acara workshop, perusahaan mewajibkan karyawan hadir bersama pasangan ternyata dengan pertimbangan pasanganlah yang akan mendampingi nanti setelah pensiun.
Acaranya cukup padat, ada beberapa fasilitator yang membuka mata kita tentang kesehatan, apa yang akan dilakukan di masa purnabakti. Itu sebabnya pada acara workshop tersebut peserta dibukakan ide peluang-peluang pekerjaan baru atau bisnis bagi karyawan yang menjelang pensiun ini.

workshop karier kedua

Sesi workshop Karier Kedua, sumber: pribadi

Bisnis Waralaba

Waktu itu ada dua pilihan untuk menghadiri sharing tentang bisnis. Disarankan bagi suami dan istri, dibagi dua, salah satu ikut penjelasan tentang bisnis waralaba, dan yang lain ikut bisnis online.
Ada banyak pilihan bisnis waralaba, misalnya membuka Alfamart, Indomart, K24, dan lain-lain.

Bisnis Online

Bisnis online cukup menarik bagi kami berdua, apalagi sehari-hari kami memang menggunakan internet. Dalam bayangan kami, kalaupun akan tetap melakukan kegiatan setelah pensiun, ya tidak jauh-jauh dari kegiatan sebelumnya.

Peluang Investasi

Pada akhir acara disampaikan juga peluang investasi yang bisa dilakukan. Misalnya apa itu saham, reksadana, properti, logam mulia, dan lain-lain.
Bahkan ada tips, kapan bisa membeli dan menjual saham. Intinya sih, kalau mau bermain saham, jangan memakai uang pesangon ya…

Aset-aset Para Prapurnabakti

workshop prapurnabakti

Ibu Tessy, fasilitator pada acara tersebut memberikan beberapa gambaran bahwa seseorang yang telah belasan atau puluhan tahun berkarier minimal punya aset yang berhasil dikumpulkan dari hasil bekerja.

Itu sebabnya sebagai calon pensiunan atau istilahnya pada sesi workshop adalah prapurnabakti maka mengelola aset penting untuk dipahami oleh semua pegawai baik ASN maupun swasta. Aset-aset tersebut harus dikelola lebih lanjut sebagai biaya hidup bila memang tidak ingin bekerja lagi.

Pensiunan ASN akan mendapatkan pensiun bulanan, yang biasanya tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi bila yang bersangkutan sudah mempunyai standar hidup tertentu.
Sedangkan pegawai swasta akan mendapatkan pesangon yang jumlahnya disesuaikan dengan masa kerja dan tingkat kompetensinya, awalnya terasa besar tetapi akan habis begitu saja bila tidak dikelola benar.

Di sisi lain harapan hidup masyarakat Indonesia dibarengi juga dengan kesadaran kesehatan yang lebih baik, kemungkinan masih bisa produktif 20-25 tahun setelah pensiun.
Nah, kan, puluhan tahun ke depan mau ngapain?

Aset-aset Prapurnabakti tersebut berupa:

Aset Dana atau Barang

aset properti

Ambil contoh pegawai ASN atau swasta mulai bekerja usia 25-an, pensiun usia 55-an, maka dia punya waktu 30 tahun untuk mengumpulkan aset dana, barang, atau properti.

Pesan dari fasilitator pada saat workshop, tidak semua aset bisa profitable. Malah kita harus mengubah mindset, usahakan aset yang kita kumpulkan bertahun-tahun ya profitable, gitu.

Bila mendapatkan dana pesangon, hati-hati bila dipakai untuk merenovasi rumah atau membeli mobil baru.
Kecuali renovasi rumah tersebut memang akan re-desain disewakan sebagian ruangannya, atau menambah kamar untuk kos-kosan. Hindari merenovasi hanya bersifat konsumtif.
Sebaiknya tidak membeli mobil baru, kecuali memang akan diberdayakan misalnya untuk taxi online atau membeli pick-up untuk disewakan angkut barang.
Mobil baru, begitu sampai di tangan kita, besok sudah jadi mobil bekas, dan harganya anjlok.

Misalnya tidak punya aset barang atau proporeti, lalu mendapatkan dana pesangon, itupun harus waspada akan iming-iming investasi mendapatkan keuntungan instan. Alih-alih beruntung, malah simpanan kita lenyap bagai debu.

Aset Tenaga atau Ketrampilan

Rata-rata pegawai menjelang pensiun di usia 50-an ini memang masih sehat dan punya tenaga untuk memulai pekerjaan baru. Biasanya kendalanya adalah mereka gaptek dan ketinggalan dalam penguasaan software baru dibanding dengan pekerja muda fresh graduate.

Walaupun demikian mereka mungkin punya ketrampilan atau hobi yang selama ini digeluti tetapi belum dieksplore lebih jauh. Misalnya hobi berkebun, memasak, senang bertemu orang, lancar berbahasa asing, hobi jalan-jalan, art & music, dan banyak lagi.

Dari hobi bisa dikembangkan menjadi bisnis dan menghasilkan. Misalnya hobi berkebun, bisa menjual tanaman secara online. Begitu pula hobi memasak, bisa menerima katering, atau pesanan online melalui media sosial atau marketplace.

Hobi jalan-jalan dan lancar berbahasa asing, bisa menjadi tour guide, mempromosikan Indonesia.
Senang bertemu orang ya bisa menjadi event organizer, mendalami agama menjadi pendakwah, dan lain-lain.
Pengalaman menggeluti suatu bidang di kantor sebelumnya biasanya para prapurnabakti ini mempunyai jaringan pertemanan yang cukup luas. Manfaat internet #AktivitasTanpaBatas justru mengeratkan jaringan pertemanan ini.

Aset Intelektual

Aset dana tidak cukup banyak untuk modal, properti yang ada dipakai hanya sebagai rumah tinggal. Tidak punya rumah ke-2 atau ke-3 untuk dikontrakan sebagai passive income. Tenaga sudah terbatas dan untuk belajar ketrampilan baru perlu waktu.
Apa yang tersisa? Ya otak kita dong…
Inilah yang dinamakan aset intelektual.

Beberapa kawan saya selama mereka bekerja kantoran, sekolah lagi bahkan sampai jenjang doktoral. Selanjutnya selepas pensiun mereka menjadi tenaga pengajar di kampus.

Kementrian Pendidikan Nasional memberi peluang seperti ini yang dinamakan sebagai tenaga pendidik dari jalur profesional. Mereka ini bila diajukan oleh kampus tempat mengajar, tercatat di Kementrian dan mendapatkan nomor induk dosen khusus (NIDK). Dari segi pengalaman profesional mereka tak diragukan lagi, bukan. Apalagi usia pensiun dosen bisa sampai 70 tahun, masih cukup banyak waktu untuk tetap produktif.

Mengembangkan aset intelektual bisa juga terjun sebagi freelancer. Banyak bidang freelancer yang bisa dikembangkan sesuai latar belakang pendidikan masing-masing. Bagi yang hobi menulis, silakan menulis buku dengan berbagai genre.

Mengembangkan Aset Intelektual Terjun ke Bisnis Penulisan

Selama menyimak mendampingi suami ikut workshop tersebut, saya sudah ada rencana yang siap dilaksanakan bila pensiun dari ASN di masa yang akan datang, yaitu mengembangkan aset intelektual.

Sejak hampir sepuluh tahun ini saya mulai ngeblog, awalnya adalah untuk memromosikan buku nonfiksi yang saya tulis.
Ternyata ngeblog bukan hanya menulis lalu publish.
Manfaat internet membuat saya bisa belajar dari berbagai sumber untuk memonetize blog dan mulai menerima penulisan artikel sponsor dan berbayar.

Memang belum sebagai sumber penghasilan utama, karena jujur mental saya masih mental karyawan, yang maunya terima gaji bulanan.
Saya belum seberani generasi Millenial maupun generasi Z yang sejak awal memutuskan untuk terjun sebagai freelancer.
Walaupun demikian dari berbagai komunitas ngeblog, dikontak oleh agensi, bergabung dengan marketplace backlink, maka memantapkan langkah saya untuk terjun ke bisnis penulisan.

Berikut bisnis penulisan akan saya kembangkan:

Ternak Blog

Lucu engga sih, ternak blog. Bukan hanya domba saja yang bisa diternak. Sampai hari ini saya baru merintis sekitar lima blog pribadi dengan berbagai niche. Rencananya blog-blog tersebut akan saya rawat, diisi artikel bermanfaat, share ke berbagai media sosial, dan didaftarkan ke market place.
Blog-blog yang terindex dengan baik umumnya akan dilirik oleh market place dan mendapatkan pesanan content placement atau menulis artikel sponsor.
Bukan hanya terbatas market place dalam negeri, tetapi market place luar negeri yang berbayar dollar pun ada.

Pasukan Penulis Artikel

Kalau blog saya semakin banyak, tidak lepas kemungkinan, saya akan menghire penulis-penulis artikel yang menulis berdasarkan kata kunci tertentu. Sekarang ini sudah ada beberapa nama penulis yang saya simpan untuk menjalin kerjasama. Simbiose mutualis seperti ini yang akan mendukung bisnis penulisan saya sebagai blogger.

Komunitas Blogger

sesi sharing sebagai tim blogger Indscript

Sesi sharing bersama Indscript Creative, sumber: pribadi

Saya bergabung dalam beberapa komunitas blogger yang di antara teman-teman juga merangkap sebagai PIC (person in charge) agensi yang membutuhkan blogger. Lumayan sering saya menulis artikel sponsor di blog saya berkat jalinan pertemanan ini.

Bahkan baru-baru ini saya diminta oleh Indscript Creative, sebuah agensi penulisan untuk mengajak teman-teman blogger menjadi Tim Blogger Indscript. Indscript Creative yang selama ini merupakan agensi naskah dan content writer, melebarkan sayapnya untuk juga merekrut blogger. Itu sebabnya saya diminta untuk sharing seperti apa sih profesi blogger tersebut, mulai dari tips menulis artikel, keywords, tepat waktu, share media sosial, dan lain-lain.

Penulis Buku Nonfiksi

Sebelum mulai ngeblog, saya mulai tertarik dengan dunia tulis menulis memang melalui pelatihan menulis buku solo. Sampai sekarang saya telah menerbitkan beberapa buku solo dan kolaborasi dengan genre parenting, arsitektur, seni rupa, musik, dan kesehatan. Bahkan saya pun pernah mengikuti sertifikasi penulis buku nonfiksi dan mempunyai sertifikat dari BNSP. Rencananya saya ingin juga mencoba menulis buku ajar untuk SMK yang sesuai bidang keilmuan saya.

Ghost Writer

Saya baru mau mulai untuk menjadi ghost writer penulis nonfiksi. Tentunya yang masih seputar bidang keilmuan yang saya kuasai, yaitu bidang perencanaan, arsitektur, interior, dan rekayasa. Pengalaman saya mengajar di Teknik Arsitektur saya yakin dapat menunjang langkah saya ini.

Lancar Berkarya Bersama IndiHome Internetnya Indonesia

paket IndiHome

paket layanan IndiHome Internetnya Indonesia

Ngomong-ngomong tentang berbagai langkah menyiapkan karier kedua setelah pensiun, tentu saja saya mengandalkan bekerja dengan internet.
Sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, ketika pandemi dan harus mengajar online dari rumah, andalan saya adalah IndiHome Internetnya Indonesia.

Kami berlangganan sejak masih sebagai pengguna Speedy, kemudian beralih menjadi Indonesia Digital Home atau lebih dikenal sebagai IndiHome layanan digital dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk hingga sekarang. Kebetulan serumah, suami, saya, anak, menantu, berprofesi sebagai dosen, guru, dan freelancer. Jaringannya selama ini stabil dan tidak ada keluhan.
Layanan paket-paketnya ada banyak pilihan sesuai kebutuhan kita mulai dari kecepatan 20 Mbps hingga 100 Mbps. Harga langganan per bulan antara Rp200ribu hingga Rp900, tergantung jenis paket dan kecepatannya.

Kalau saya lelah di depan laptop ya saya bisa leyeh-leyeh di sofa menikmati layanan TV IndiHome dengan ratusan channelnya. Tak perlu khawatir ketinggalan acara, karena ada fitur-fitur berupa:

  • Playback, Pause and Rewind
  • TV Storage
  • TV on Demand
  • Video on Demand
  • Karaoke
  • UseeTV GO

acara TV IndiHome

program IndiHome, sumber: website IndiHome

Berikut adalah paket-paket yang bisa kalian pilih:

  • Paket IndiHome (Dengan Akses Netflix)
  • Paket IndiHome (Dengan Akses Disney+ Hotstar)
  • Promo Paket IndiHome*
  • Promo Spesial IndiHome
  • Paket Gamer
  • Paket Khusus Pelajar, Pengajar, dan Jurnalis
  • Paket Bebas Tanpa Batas
  • Paket Karyawan, Pensiunan, dan Outsource Telkom Group

Menariknya bagi teman-teman yang ingin menambah penghasilan bisa banget bergabung menjadi anggota Sobat IndiHome. Kita bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan mengajak keluarga ataupun kerabat untuk berlangganan layanan internet cepat IndiHome.

Penutup

Keuntungan bergabung berbagai komunitas lintas generasi termasuk gen Millenial dan gen Z tersebut, saya bisa melebur seolah selevel dengan mereka. Bahkan saya banyak belajar dari mereka.

Manfaat internet salah satunya adalah menembus batas wilayah, merajut aktivitas tanpa batas, dan menyatukan berbagai generasi. Pe-er besar memang bagi saya yang masuk di batas usia nonproduktif adalah belajar lagi dan tidak boleh gaptek dibandingkan dengan generasi di bawah saya.

Dari sebuah sumber diperoleh data hasil Sensus Penduduk 2020, diketahui jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 mencapai 270.203.917 jiwa (per September 2020).
Dan menurut tabel di bawah ini kalau saya panjang usia, tahun depan termasuk salah satu dari sekitar 16 juta penduduk usia nonproduktif, yang tiap tahun kemungkinan akan bertambah. Bahkan menurut data Kementrian Sosial, di tahun 2025, jumlah penduduk lansia menjadi 33,7 juta atau 11,8% dari total populasi penduduk Indonesia.

tabel penduduk

tabel penduduk Indonesia berdasarkan usia (data tahun 2020)

Walaupun demikian saya tidak ingin membebani lingkungan dan keluarga menjadi manusia yang tidak produktif. Sudah cukuplah saya pernah mengalami menjadi sandwich generation, harusnya tidak mengulang pengalaman tersebut ke generasi berikutnya.

Doakan saja saya sehat, terus berkarya mengasah kemampuan intelektual, tentunya didukung oleh IndiHome Internetnya Indonesia.

Semoga bermanfaat.

Sumber:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/19/123946879/jumlah-penduduk-indonesia-2020-berdasarkan-komposisi-usia

Satu pemikiran pada “Siap Menghadapi Karier Kedua Mengembangkan Aset Intelektual Bersama IndiHome”

Tinggalkan komentar