Akhir bulan yang lalu kami ke Malang. Kebetulan suami ada acara reunian dan sekalian mau silaturahmi dengan sepupu serta kerabat lainnya. Dapat info dari suami, bahwa di Malang ada Rumah Baca Omah Wiromargo, dia pernah menghibahkan buku ke sana. Wah, kebetulan, mau ah, saya menghibahkan buku juga, baik yang saya tulis sendiri maupun buku lainnya.
Saya pun mendapatkan nomor kontak pengelola rumah baca ini dan janjian akan berkunjung ke sana.
Menuju Omah Wiromargo
Kami ke Malang hari Selasa siang, jadi saya janjian dengan Mbak Yumasarroh, pengelola Omah Wiromargo, hari Rabu keesokan harinya.
Rabu pagi sebelum ke Omah Wiromargo, saya jelajah Kayoe Tangan Heritage, sebuah kawasan yang mendapat sentuhan pelestarian dari pemerintah kotamadya Malang.
Di Instagram Omah Wiromargo, tercatat lokasinya di Jl. Wiro Margo No.40e, Sukoharjo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65118
Jam buka:
- Minggu 09.00–17.00
- Senin Tutup
- Selasa 09.00–17.00
- Rabu 09.00–17.00
- Kamis 09.00–17.00
- Jumat 09.00–17.00
- Sabtu 09.00–17.00
Dari Kayoe Tangan saya memesan ojek online untuk diantar ke Jalan Wiro Margo. Menurut catatan di IG-nya, jalan Wiro Margo no 40e ini masuk ke sebuah gang terletak di sebelah ex Museum Bentoel.
Sesampainya saya di sana, Omah Wiromargo terletak di ujung sebuah bangunan yang mirip rumah panjang. Ada lima pintu, mungkin dulunya rumah deret terdiri dari lima rumah dengan halaman dilapis con-block.
Nah, Omah Wiromargo menempati rumah yang paling ujung berdinding warna kuning, sehingga tampil beda dibandingkan dengan deretan rumah di sebelahnya.
gang menuju omah wiromargo
rumah panjang
rumah panjang, kemungkinan ex rumah pekerja pabrik rokok Bentoel
Tentang Rumah Literasi Omah Wiromargo
Rumah deret ini terletak di belakang bangunan di jalan Wiro Margo. Menyusuri halaman menuju Omah Wiromargo terkesan sepi, tak terdengar hiruk-pikuk jalan raya. Apalagi sebetulnya letak rumah literasi ini tak jauh dari kawasan Pasar Besar Kota Malang.
Beberapa pot tanaman hijau di depan pintu seolah menyambut siapa saja yang ingin berkunjung ke sini. Di sebelahnya sebuah bangku besi biru dan diatasnya plakat putih bertuliskan “Omah Wiro Margo“.
Jendela berteralis dengan daun jendela kayu menggambarkan suasana rumah zaman dulu. Pintu masuk sudah terbuka menandakan rumah baca ini sudah siap menerima pegiat literasi.
Rumah baca, atau rumah literasi, bisa jadi nama lain dari sebuah perpustakaan, untuk lebih menghidupkan budaya literasi di sekitar kita. Seperti kita ketahui budaya literasi Indonesia tergolong rendah, bahkan menurut penelitian peringkat ke-2 terbawah dunia.
Mendengar kata perpustakaan, belum-belum kita mungkin sudah merasa kesannya dingin, harus membaca dalam diam, jauh dari kata menarik.
Saya pun mengucap salam.
“Bu Hani ya. Maaf ya, saya masih beres-beres”
“Engga apa-apa Mbak, santai saja”
Di dalam, Mbak Yuma masih beberes, menyapu ruang-ruang di rumah literasi ini.
Terdapat tiga ruangan di bagian depan, ruang penerima terdapat meja dan buku tamu. Lalu dua kursi rotan beralaskan bantal dan rak buku serta asesoris yang tertata rapi.
ruang baca omah wiromargo
Di sebelahnya ruangan di balik jendela kayu, ruang baca berjajar mengelilingi dinding, rak-rak tersusun rapi buku dari berbagai genre. Ada buku-buku desain, setumpuk buku arsitektur, novel, buku cerita anak. Di lantai terbentang dua lembar karpet dan di depan rak kursi rotan beralaskan bantal duduk.
Lebih ke dalam, ruangan pojok terdapat rak kecil di atasnya terpasang tegak bendera Palestina.
“Ini pojok Palestina” kata mbak Yuma.
pojok palestina
Dua rak lain tertata rapi buku-buku karya novelis Indonesia maupun mancanegara. Tere Liye, Esti Kenasih, Alia Zalea, dan lain-lain. Lalu Louisa May Alcott, pengarang “Little Woman”, Rudyard Kipling, Robert Louis Stevenson, dan lain-lain.
Kami pun berbincang-bincang hangat.
Omah Wiromargo Malang, baru saja dibuka awal tahun 2025, berawal dari keinginan menggiatkan literasi di kalangan generasi muda.
Pendirinya Mas Agris dan Ibu Ati, yang kebetulan memiliki banyak buku koleksi pribadi. Suami Ibu Ati, pak Adit, kebetulan kawan suami saya sesama pengajar di kampus.
Itu sebabnya saya tahu info tentang Omah Wiromargo tersebut.
Walaupun sepintas mirip perpustakaan, ternyata pengunjung hanya diizinkan membaca di tempat, tidak untuk dipinjam dibawa pulang.
koleksi buku-buku di omah wiromargo
Menurut Mbak Yuma pengelolanya, yang berkunjung ke sini rata-rata mahasiswa dalam rangka mencari referensi untuk penyusunan makalah, penelitian, atau skripsi.
Anak-anak hanya di awal pembukaan, selain itu koleksi buku anak belum banyak. Menurut Mbak Yuma lagi, kebanyakan buku-buku di sini berupa buku novel. Walaupun tadi sempat membaca buku sejarah perkotaan yang saya ambil dari tumpukan buku-buku arsitektur.
Oh ya, ketika kamu sudah selesai membaca, letakkan saja buku tersebut di meja kecil di depan, nanti pengelola yang mengembalikan ke tempat semula.
Kegiatan Lain Omah Wiromargo
Di Instagram Omah Wiromargo juga memfasilitasi berkarya bersama untuk menambah semarak kegiatan literasi. Misalnya, Pembacaan Surat-surat Kartini yang diadakan bertepatan dengan Hari Kartini. Lomba Poster Palestina, dalam rangka meningkatkan kepedulian kita akan warga Palestina. Dan juga kegiatan bersama atau kolaborasi dengan komunitas lain, antara lain History Fun Walk Malang, untuk jelajah bareng kawasan tertentu di kota Malang.
Juga bersama mahasiswa Magister Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, pada kegiatan “Lukis Rasa, Tulis Makna” sebagai ajang menuangkan ekspresi dan memaknai emosi lewat seni dan tulisan.
Uniknya lagi, ada kegiatan workshop berupa “Kelas Merajut Dasar” untuk menjalin kebersamaan dan menambah pertemanan. Kalau melihat reels di IG, kita bisa memesan minuman hangat atau kopi juga, yang disiapkan dari dapur di belakang ruang baca.
Penutup
berfoto bersama mbak Yuma
donasi buku
Hampir dua jam saya ngobrol-ngobrol di Omah Wiromargo Malang ini, yang saya akhiri dengan memberikan buku yang saya tulis, dan buku-buku lainnya.
Rumah kecil ini meninggalkan kesan mendalam bagi saya, terutama pada pendiri dan pengelolanya yang bersemangat menjaga agar Omah Wiromargo tetap hidup menggiatkan literasi baca buku di tengah kita. Harapannya semoga tumbuh juga rumah-rumah baca lainnya di berbagai kota di Indonesia.
Buat kalian warga Malang atau kebetulan main ke Malang, bisa mampir ke Omah Wiromargo loh. Kalian bisa cek-cek ke IG-nya di https://www.instagram.com/omah_wiromargo/. Kalau beruntung ada penjualan buku-buku preloved atau buku baru pun ada juga.
Keren banget ini rumah wiromargo di malang ini suasananya tenang pas banget buat mojok baca buku ya…
Suasananya tenang banget ya, Mbak Hani. Biar kata disuruh baca buku di Omah Wiromargo Malang seharian juga, aku sih betah-betah saja.
Apalagi banyak novel dari penulis Indonesia yang saya suka. Kayak surga banget itu buatku pasti. Hehehe
Aduh kalau dekat mau banget ikut kelas merajut nya itu…
Saut sama pendiri Omah Wiromargo Malang, Mas Agris dan Ibu Ati. Walau hanya punya buku koleksi pribadi tapi bisa dibuat semacam perpustakaan yang homey banget ya …
Literasi baca masyarakat kita memang sangat rendah. Semoga dengan adanya Omah Wiromargo keinginan pendiri untuk menggiatkan literasi baca di kalangan generasi muda tercapai. Aamiin…
Mantap sekali masih terus mengaktifkan sarana literasi untuk membangun kedekatan dengan masyarakat sekitar. Keren juga nih mbak Hani bisa donasi buku juga, semoga bermanfaat untuk yang membaca di perpustakaan Omah Wiromargo Malang.
Keren nih pemiliknya, suka dengan konsepnya. Ingin punya rumah baca seperti ini juga terus ada kafenya gitu, membumikan perpus agar tidak terkesan membosankan
Saya mau ikutan donasi buku apakah langsung hubungi IGnya ya?
iya Mbak. Kapan itu aku juga kontak pengelolanya sih. Semoga cocok ya…
Keren ih, dari dulu pengen banget punya rumah baca seperti ini. Genre yg paling banyak bukunya di Omah Wiromargo apa mbak?
Sama, Kak. Aku juga masih punya mimpi untuk membuat rumah baca, seperti Omah Wiromargo Malang ini. Lebih bagus lagi kalau sekalian sama cafenya. Jadi kayak semacam cafe baca buku gitu lho.
Kebanyak tempat sepeti ini termasuk museum kalau hari Senin tututp ya mbak. Meskipun masuk ke gang tempatnya tapi tempatnya nyaman & unik ya. Semoga dengan adanya rumah baca ini bisa membangktkan gairah membaca warga sekitar juga ya
Wish list kalo ke Malang nih, Insya Allah!
Btw suasana Omah Wiromargo itu bener-bener ngingetin aku sama rumah mbah putri di Pati dulu — dinding kayu, aroma kayu manis dari dapur, dan suara alam yang nggak pernah tidur. Rasanya damai banget.
Yang paling ngena buatku adalah bagian tentang “melestarikan rasa” — karena ternyata bukan cuma makanan atau bangunan yang bisa dilestarikan, tapi juga kenangan dan kehangatan yang dulu mungkin kita anggap biasa. Sekarang, itu jadi sesuatu yang mahal banget.
Salut sama Omah Wiromargo yang menyediakan Pojok Palestine, dan memberi batasan (tidak untuk dibawa pulang) tapi sekaligus mempersilakan tempatnya menjadi tempat diskusi dan studi literasi. Keren!
Ini sih beneran pegiat literasi yang hidup di tengah-tengah rakyat. Salut deh, semoga semangatnya bisa menular ya kak, sehingga api literasi masyarakat kita makin berkobar.
Omah Wiromargo ini cocok buat siapapun yang gaya belajarnya bukan kinestetik. Jadi kebayang, jika nanti anak besar bisa kali di ajak kesini. Dari tatanan buku-bukunya dan penampilan yang terekam di foto, buat refresh otak dan para si kutu buku, sangat bersahabat ya mbak.
Salut pada pendiri dan pengelola Omah Wiromargo yang menyediakan tempat untuk pegiat literasi di Kota Malang. Tempatnya sedrehana, nyaman dan tenang ya, pas buat cari referensi, mojok sambil baca buku-buku koleksi, beneran hidden gem yang menyuguhkan ketenangan di tengah hirup pikuk kota ini
wah rumah bacanya unik dan nyaman
saya selalu salut dengan mereka yang mau membuka rumah baca seperti ini
karena ini kan kerja sosial, namun manfaatnya sangat banyak
mampir kesini ah entar kalo ke Malang
Melihat fotonya dengan suasana rak dan buku-buku serta penerangan yang pas, saya langsung berasa ingin ada di dalamnya, mengasingkan diri sejenak tenggelam membaca koleksi buku-buku di sana. Sangat jarang ada orang yang ingin membuka rumah baca di saat gempuran dunia digital merajalela. Semoga Omah Wiro Margo bisa terus berkembang pesat menjawab keresahan minim literasi saat ini.
Kalau melihat tempatnya jadi serasa lagi baca di rumah ya Kak.
Tempat yang menyenangkan.
Semoga banyak generasi muda jaman now yang tergerak untuk singgah dan menyemarakkan kegiatan literasi di sana
MashaAllah. Membaca ini jadi ikut semangat Mbak. Kebetulan saya sedang membangun sebuah library kecil dengan menggunakan ruang tamu dan ruang kerja saya yang kebetulan berdampingan. Sekarang masih dalam tahap perapihan. Masih nunggu beberapa rak buku dari kayu yang sudah saya pesan dan flooring parquette yang senada. Mudah-mudahan bisa jadi awal yang baik sebelum saya mewujudkan hal serupa di Jogjakarta. Kota tempat saya bercita-cita pensiun.
Kapan sudah selesai main yok Mbak ke tempat saya.
Gampang dicari nih karena warna cat rumah mencolok dan enaknya lagi bisa banyak bacabuku
Mbaa Haniii…. Kalau ke Malang lewat SBY berkabar ya..pengen ketemu, hehehe. Btw aku baru tahu ada rumah baca ini dan menerima hibah buku ya. Bisa dikirim ga ya mbak ke alamat Rumah Baca Wiromargo? Coba aku DM Instagram nya
Tempat literasi yanga nyaman dan tenang.
Rasanya ingin berlama-lama membaca di Omah Wiromargo Malang.
Btw, ka Hani mainnya jauuh sekalii..
Keren bisa punya referensi se-rare ini mengingat ka Hani bukan warlok Ngalam.
Aku juga terkadang kepikiraan, gituu..
Buku-buku koleksiku bisa lebih bermanfaat luas kalau aku buka rumah baca sperti ini yaa..