[Review Buku] Melawan Si Sillent Killer
Baca judulnya saja sudah serem-serem gimana gitu.
Silent Killer berarti pembunuh diam-diam.
Siapa sih Si Silent Killer ini?
Teman seangkatan saya waktu kuliah, sakit hanya kira-kira enam bulan.
Diagnosanya gonta-ganti, awalnya dinyatakan TBC empedu.
Keluhannya adalah sakit perut.
Kami, bersebelas perempuan semua, termasuk teman saya ini, sempat pergi jalan-jalan ke Hongkong dan Macau.
Kira-kira tiga bulan kemudian sakitnya semakin parah.
Belakangan kemudian didiagnosa kanker hati sudah stadium lanjut.
Memang teman saya ini tak tertolong dan mendahului kami semua menghadap Sang Khalik.
Adik suami kakak saya, didiagnosa kanker payudara kemudian tidak tertolong.
Keponakan saya pun sekarang sedang menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi untuk mengalahkan kanker payudara yang baru saja didiagnosa tiga bulan yang lalu.
Paman saya didiagnosa kanker prostat, beliau berjuang dan melalui berbagai pengobatan dapat mengalahkan sakitnya.
Sedangkan paman lain juga didiagnosa sakit yang sama tidak berhasil berdamai dengan sang Pembunuh ini.
Berita tentang artis, orang terkenal, teman, bahkan saudara yang terkena kanker membuat kita, mendengar kata “kanker” saja, bayangannya adalah kematian.
Cocok lah dinamakan Silent Killer, karena banyak cerita, awalnya tidak ada keluhan, tidak merasakan sakit, tiba-tiba ketika didiagnosa sudah stadium lanjut dan sudah amat parah.
Buku “Kanker Bukan Akhir Dunia”
Penulis: Tri Wahyuni Zuhri
Penerbit Elex Media Komputindo
Buku ini menjelaskan secara lengkap Kiat-kiat Cerdas Perempuan Menghadapi Kanker.
Vonis Kanker Bukan Akhir Dunia
Mencegah Kanker Sebelum Terlambat
Kanker is Sillent Killer
Serba-serbi Pengobatan Kanker yang Patut Diketahui
Beberapa Jenis Kanker yang Mengincar Perempuan
Kiat Cerdas dalam Menghadapi Kanker
Pola Makan Sehat untuk Penderita Kanker
Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Kanker
Berbagi untuk Saling Menguatkan
Kisah-kisah Inspiratif Perempuan dalam Melawan Kanker
Tri Wahyuni Zuhri adalah seorang survivor yang sekarang ini sedang berjuang kembali berdamai dengan penyakitnya yang mengalami metastase.
Semangatnya membuat saya terharu, karena dalam keterbatasan mbak Yuni, biasa dipanggil, tetap menulis-menulis-dan menulis.
Tulisannya bervariasi, cerita tentang keseharian dan tentang anak-anak buah hati dan penyemangat mbak Yuni.
Sekarang walaupun dalam keadaan berbaring, beliau tetap semangat update blog, menulis di berbagai media dan terus memberikan pembelajaran tentang kanker.
Sehat selalu mbak Yuni!