7 Permainan Tradisional Jawa Barat untuk Tumbuh Kembang Anak

Dari segi tumbuh kembang anak, permainan tradisional Jawa Barat ini bermanfaat untuk mengembangkan kecerdasan emosi dan sosial anak. Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia merupakan salah satu kekayaan tak benda yang patut kita lestarikan. Sangat sedikit wilayah-wilayah di dunia yang mempunyai keanekaragaman budaya lokal, bahkan memang dari sejarahnya tidak ada. Bentuk budaya lokal tersebut bermacam-macam, ada yang berupa fisik bangunan, kerajinan, dan ritual atau kepercayaan. Permainan tradisional juga salah satu bentuk keaneragaman budaya lokal tersebut. Seringkali permainan tersebut diiringi juga dengan lagu-lagu berbahasa daerah setempat yang mudah diingat, karena iramanya sederhana. Kaulinan Barudak, merupakan lagu-lagu berbahasa Sunda yang mengiringi permainan tradisional Jawa Barat. 

7 Permainan Tradisional Sunda

Tatar Sunda sebagai bagian wilayah provinsi Jawa Barat kaya dengan berbagai warisan sejarah tak benda. Salah satunya adalah berbagai bentuk permainan, yaitu:

1 – Cingciripit

Permainan tradisional Sunda ini dimainkan secara berkelompok, anak-anak berdiri membentuk lingkaran. Salah seorang yang di”tua”kan membuka telapak tangan, kemudian satu per satu anak meletakkan telunjuknya di tangan tersebut.
Kemudian anak-anak tersebut bersama-sama menyanyikan (ngawih) salah satu jenis kaulinan barudak Sunda, lagu Cingciripit. Menjelang lagu berakhir, anak-anak tersebut bersiap mencabut telunjuk dari telapak tangan si Ketua kelompok. Sewaktu-waktu tangan tersebut akan menutup. Pemain yang terlambat menarik telunjuknya akan terjepit telapak tangan yang tertutup dan dinyatakan kalah. Peserta yang kalau didaulat menjadi “kucing” atau Emeng.

Mungkin kalau untuk anak-anak kekinian, mirip dengan main petak-umpet, hanya lebih bermakna karena ada ngawih berbahasa Sunda yang menyertainya.

2 – Oray-orayan

Oray-orayan, mungkin mirip dengan permainan ular naga yang masih dimainkan hingga sekarang, hanya saja diiringi dengan ngawih berbahasa Sunda, Oray-orayan. Permainan kelompok ini dilakukan dengan dua pemain bertugas sebagai gerbang yang saling berpengangan tangan. Masing-masing pemain tersebut berperan sebagai bulan dan bintang.
Setelah lagu habis, gerbang diturunkan sehingga peserta paling akhir tertangkap. Lalu pemain tersebut diminta memilih bulan atau bintang. Setelah memilih, pemain yang tertangkap akan berdiri di belakang salah satu gerbang yang dipilih.

3 – Hahayaman

Hahayaman berasal dari bahasa Sunda, hayam yang artinya ayam. Permainan ini juga dikenal dengan istilah ayam-ayaman. Hahayaman adalah permainan tradisional yang dapat dimainkan dengan jumlah pemain yang banyak. Hahayaman dimainkan dengan cara membuat lingkaran besar. Kemudian, terdapat anak yang bertindak sebagai “ayam” dan satu anak lain bertindak sebagai “musang”.

4 – Galah Asin

Galah asin biasanya dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga hingga tujuh pemain. Satu tim bertugas sebagai penjaga yang berdiri sejajar, dan ada pula yang berdiri melintang untuk menjaga garis depan hingga belakang. Tim lainnya bertugas untuk masuk ke area permainan yang telah dijaga ketat tanpa tersentuh atau tertangkap oleh para penjaga. Permainan tradisional Jawa Barat yang satu ini menuntut pemainnya untuk jeli dan tangkas saat bergerak.

5 – Gatrik

Di kawasan Jakarta dan sekitarnya, Gatrik lebih dikenal dengan nama Tok Kadal Lobang. Permainan tradisional Jawa Barat yang satu ini membutuhkan dua bilah kayu atau bambu, satu bilah harus berukuran 30 cm dan bilah lainnya berukuran lebih pendek. Cara bermainnya sangat mudah. Potongan bambu yang pendek diletakkan secara melintang pada permukaan dua buah batu. Salah satu pemain harus memukulnya bambu panjang agar bambu pendek tersebut melayang sejauh mungkin hingga tidak bisa ditangkap oleh tim lawan yang sedang berjaga-jaga.

6 – Tokecang

Tokecang atau lebih disebut sebagai tokek makan kacang adalah permainan yang populer di Indonesia. Cara memainkan Tokecang cukup mudah, yaitu setiap orang harus saling berhadap-hadapan dengan berpasang-pasangan sambil berpegangan tangan. Biar tambah seru, menyanyikan Tokecang adalah tradisi yang pantang untuk dilewatkan. Tujuannya agar menghilangkan rasa bosan sekaligus relaksasi pikiran dari aktivitas yang padat.
Setelah menyanyikannya, setiap pasangan harus berbalik arah sambil memutarkan tangannya hingga ke belakang barisan. Apabila sudah memasuki sapariuk kosong maka setiap pasangan wajib mengangkat tangan sebagai tanda selesai. Jika masih dilanggar maka menyanyikan Tokecang sampai selesai adalah hukuman yang wajib diterima.

7 – Anjang-anjangan

Anjang-anjangan sebenarnya juga populer di berbagai daerah lain dengan nama yang berbeda. Pada permainan tradisional ini, anak-anak akan menirukan orang dewasa yang sudah berumah tangga. Meskipun lebih sering dimainkan anak perempuan, kadang kala anak laki-laki juga ikut memainkannya. Ada yang berperan sebagai ibu, bapak, dan anak. Ada pula variasi peran lainnya seperti dokter, guru, atau pedagang sayuran. Biasanya ada pula pemain yang berperan sebagai sutradara agar jalan cerita bisa diatur dan terasa lebih seru.

Nah, itulah beberapa permainan tradisional Jawa Barat yang bagus untuk tumbuh kembang anak-anak. Permainan tersebut dimainkan secara berkelompok, melatih anak-anak untuk bersosialisasi satu sama lain. Melatih berbahasa juga, karena untuk berkoordinasi harus saling berkomunikasi.

Semoga bermanfaat…

Tinggalkan komentar