Rehat Sejenak di Masjid Al Safar, KM 88B, Tol Purbaleunyi

Ketika Masjid Al Safar ini sempat viral di medsos, saya pun penasaran ingin mampir dan shalat di sana. Tetapi setiap kali perjalanan Bandung-Jakarta, dan mampir untuk rehat di rest area KM 88, selalu ada pas perjalanan pulang dari Jakarta-Bandung.

Masjid Al Safar di KM 88B ini letak tepatnya kalau dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta. Kebetulan sehari menjelang Idul Adha yang lalu dalam perjalanan ke Serpong, akhirnya kami berkesempatan rehat sejenak untuk shalat lohor di masjid ini.

masjid al safar

tampak depan

Sejarah Masjid Al Safar

masjid al safar

Masjid Al Safar karya Ridwan Kamil di rest area Km 88B Purbaleunyi, sumber: Jasa Marga

 

Desain Masjid Al Safar merupakan karya Ridwan Kamil bersama timnya di sebuah konsultan arsitektur. Seperti kita ketahui, sebelum Ridwan Kamil berkiprah di dunia politik dan pernah menjabat sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, beliau mendirikan konsultan arsitektur URBANE.

Area masjid ini sekitar 6.687 meter persegi dengan bangunan masjid seluas 1.411 meter persegi.
Sisanya dipergunakan untuk infrastruktur pendukung seperti tempat wudhu, toilet, hingga taman.
Proses pembangunan Masjid Al Safar dilakukan sejak tahun 2014 oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Rancangan masjid ini menghabiskan dana sekitar Rp 10 miliar dengan kapasitas jamaah yang diperkirakan mampu menampung 1.200 jamaah. Untuk saat ini merupakan masjid terbesar yang berlokasi di Rest Area di Indonesia.

Pengguna jalan tol dapat bebas singgah dan melepas kepenatan dari perjalanan dengan beribadah di masjid ini.

Konsep Bentuk Masjid Al Safar

Rehat Sejenak di Masjid Al Safar, KM 88B, Tol Purbaleunyi

Masjid Al Safar, sumber: garis.my.id

 

Ini kedua kalinya saya shalat di masjid karya Ridwan Kamil. Sebelum saya pernah shalat dan mengamati Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, yang juga karya Ridwan Kamil.
Bila Masjid Al Irsyad mengambil analogi bentuk Ka’bah. Maka Masjid Al Safar yang proyeknya dicanangkan sejak 2012 ini mempunyai bentuk futuristik, yang berbeda dari bentuk masjid pada umumnya.

Masjid yang mempunyai kapasitas menampung >1000 jamaah tersebut mengambil bentuk tema permata, suatu bentuk yang bertujuan untuk menarik perhatian.
Masjid ini terinspirasi dari bentuk alam yang tidak beraturan.

Lipatan-lipatan layaknya kertas origami Jepang terlihat modern dan disatukan dalam rancangan arsitektur masjid ini.
Oleh karena itu, banyak lipatan yang membentuk seperti segitiga. Ada juga lipatan yang tidak memiliki bentuk yang beraturan.

Bentuk origami yang menyerupai segitiga ternyata mengundang berita tidak benar atau hoaks yang viral pada tahun 2019 lalu. Dalam berita tersebut dinarasikan bahwa ada simbol iluminati dengan mata dajjal pada bagian rancangan dari desain bangunan tersebut.

Berita ini pun telah masuk kategori hoaks dan disangkal oleh Ridwan Kamil pada waktu itu dilansir dari situs kominfo.go.id. Kang Emil menjelaskan kalau Masjid Al Safar merupakan eksperimental dari teori lipat folding sebagai metode pencarian kekayaan geometri baru.

Pada sebuah sesi zoom launching buku Buku Ruang Sakral, Ridwan Kamil memaparkan berbagai proses kreatif lahirnya berbagai masjid karya URBANE.

sesi zoom launching buku Ruang Sakral

sesi zoom launching buku “Ruang Sakral”

 

Buku Ruang Sakral berisi 27 + 39 desain masjid karya URBANE yang dirancang dengan pendekatan arsitektur kontemporer. Masjid tersebar di kota-kota di Indonesia, juga di luar negeri seperti Sevilla, Spanyol, dan Gaza, Palestina.

Pada sesi zoom ini Ridwan Kamil menjelaskan bahwa desain masjid berkaitan dengan pengolahan geometri. Tidak ada dalam Al Qur’an maupun Hadis, bahwa masjid harus berbentuk geometri tertentu, tidak ada penjelasan bahwa tipologi masjid harus berkubah.

Masjid merupakan ruang shalat, titik.

Bahwa kita mengenal masjid berkubah di jazirah Arab atau Eropa Selatan, sejatinya karena struktur dome (kubah) merupakan hasil susunan batu yang membentuk kubah. Batu merupakan bahan lokal setempat.

Sebagai arsitek penuh daya imajinasi, Ridwan Kamil juga menjelaskan bahwa proses desain tidak sesederhana yang dibayangkan. Dalam mendesain bangunan peribadatan, ada pengalamanan emosional, ada pengalaman spritual, dan lain-lain.

Poin penting yang disampaikan Ridwan Kamil pada sesi zoom ini juga, bahwa dalam mendesain, arsitek harus memberi sumbangan pada peradaban. Artinya jangan mendesain sebuah karya, yang sudah pernah kita lihat sebelumnya.

interior masjid 

 

halaman depan masjid

Penutup

Hanya sebentar saya mengamati ini, karena harus melanjutkan perjalanan kembali. Tapi cukup puas lah, setelah shalat lohor saya pun berfoto-foto sebentar di halaman masjid.

Memang saya selalu berusaha mampir ke masjid-masjid yang unik selain untuk beribadah dan mengamati bentuk arsitektur serta memahami konsepnya.

Masjid unik Al Safar ini bahkan sempat menjadi salah satu nominee di ajang penghargaan arsitektur masjid Abdullatif Al Fozan Award dari Arab Saudi.

Pagelaran tersebut adalah ajang penghargaan yang menampilkan karya desain dari negara yang berpenduduk muslim. Masjid Al Safar melawan desain dari 26 masjid lainnya yang ada di dunia.

Semoga bermanfaat.

Sumber:
https://www.bandung.go.id/news/read/3837/masjid-as-safar-masjid-terbesar-di-rest-area-seindonesia
https://regional.kompas.com/read/2022/04/26/163953378/uniknya-rest-area-km-88b-tol-purbaleunyi-ada-masjid-karya-ridwan-kamil-dan#google_vignette

20 pemikiran pada “Rehat Sejenak di Masjid Al Safar, KM 88B, Tol Purbaleunyi”

  1. Sudah kebiasaan orang kita deh kayaknya. Kalau ada sesuatu yang di luar kebiasaan, maka itu akan disangkut-pautkan pada hal yang lain.

    Misalnya, masjid. Biasanya ada kubahnya. Eh, masjid Al Safar nggak begitu. Maka, dikaitkanlah ke hal lain yang bentuknya serupa.

    Padahal tidak begitu.

    Balas
  2. Pas abis ke Bandung selalu kelupaan mampir ke sini. Soalnya jalur menuju masjid ini agak nyempil dan kyknya ga ada plang masuknya ya. Setahuku ya. Itu sebelum covid dl sih.

    Jadi pas tahunya tuh udh kelihatan masjidnya di samping. Mau muter balik ya jauh banget. Mau balik ya ga tahu jalannya. Akhirnya ya berhenti di masjid di rest area lainnya.

    Smg deh lain kali bs singgah di Masjid Al Safar ini. Minimal bs sholat sekali aja.

    Balas
  3. Bangunan Masjid Al Safar ini sangat unik dan beda dari yang lain ya. Wow dananya juga fantastik mencapai 10 miliar. Bagus juga ada rest area dengan bangunan Masjid terbesar dan megah kaya gini ya.

    Balas
    • Waah, Iya nih futuristik gitu bentukannya, dari atas kek origami. Kalo memang nggak ada dalam Al-Quran atau hadist, so far aman ya mau bangun masjid dalam bentuk apa aja, selama masih dalam kewajaran.

      Balas
  4. Waah keren bangett arsitekturnya, kayak khas kang Emil juga ngga sih? jadi tahu brandingnya beliau khasnya gimna gitu yaah. kalo pas lewat wajib mampir nihh

    Balas
  5. Pastinya mendesain masjid perlu banyak hal yang dilakukan ya. Daku belum berkesempatan untuk ziarah masjid ke sana. Semoga pankapan bisa ke sana.

    Balas
  6. Memang banyak yang menganggap masjid harus berkubah. Mungkin karena sudah kebiasaan sejak lama di kita ya? Karena sudah terbiasa jadi dianggap “ya memang harus begitu”.

    Balas
  7. Masjid ini berarti termasuk ramah musafir ya kak karena bisa untuk beristirahat. Biasanya aku kalau berkunjung ke masjid juga sekalian refreshing. Seneng aja lihat arsitekturnya

    Balas
  8. Masjid Al Safar di KM 88B benar-benar menarik perhatian! Desain futuristiknya yang dibuat oleh Ridwan Kamil dan tim URBANE bikin masjid ini jadi spot yang wajib dikunjungi. Apalagi dengan konsep origami yang unik dan ternyata sempat jadi perbincangan heboh gara-gara hoaks, makin bikin penasaran buat mampir dan shalat di sana.

    Balas
  9. AKu juga ke Masjid Al Safar karena penasaran.
    Tapi pas timingnya buat sholat shubuh. Jadi berasa masih gelap, hehehe… gak horor juga siih.. Karena pencahayaannya termasuk yang cukup. Gak terlalu terang, tapi karena peruntukan sholat shubuh, jadi ada beberapa jamaah safar juga.

    Yang suka tuh, kamar mandinya rutin dibersihin.
    Jadi buatku nyaman banget.

    Balas
  10. setuju kalau masjid gak harus berkubah dan gak harus desainnya seperti kebanyakan masjid sekarang, tapi memang udah jadi ciri khas ya Teh. diadaptasi dari arsitektur timur tengah,masjid jadinya berkubah. padahal gereja jaman dulu juga kan ada yang berkubah ya.

    diawal melihat desainnya tampak atas, saya mikir, ini terinspirasi apa ya, oh ternyata origami ya, hehehe. unik ya.

    Balas
  11. Betul, beberapa waktu setelah masjid ini diresmikan muncul berita yang aneh-aneh, lambat laun hilang juga. Btw masjidnya apik, suatu hari nanti semoga ada kesempatan lewat rest area ini sehingga bisa mampir juga.

    Balas

Tinggalkan komentar