Transformasi Gedung Gas Negara, Upaya Pelestarian Cagar Budaya

Mungkin belum banyak masyarakat yang tahu bahwa di zaman pemerintahan Hindia Belanda di Bandung ada yang namanya Gedung Gas Negara. Gedung ini milik perusahaan gas Belanda yang bernama NV Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij (NIGM).

Waktu itu Gedung Gas Negara ini merupakan kantor perusahaan gas kota yang dirancang oleh arsitek Richard Leonard Arnold Schoemaker. R.L.A. Schoemaker merupakan adik dari Charles Prosper Wolff Schoemaker, arsitek yang merancang Villa Isola, Hotel Preanger, Gedung Merdeka, Teropong Bintang Bosscha, dan bangunan-bangunan lain di Bandung.

Sejarah Cagar Budaya

gedung gas zaman dulu

foto lama NV Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij (NIGM) 

Sejarah Gedung Gas Negara dimulai sejak pembangunannya pada tahun 1919 yang sekaligus menandai dimulainya penyaluran energi gas bumi di Bandung.

Pada awalnya gedung ini merupakan Sekretariat Bandoeng Vooruit dan kantor N.V.Becker & Co (kantor pembayaran), beralamat di jalan Braga No. 40.

Sebagai perusahaan gas, NV Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij (NIGM) menyalurkan gas melalui pipa ke rumah-rumah, tempat usaha, hotel, rumah sakit, dan berbagai fasilitas pemerintah Hindia Belanda lainnya.

Namun pada tahun 1928 gedung ini dibeli oleh perusahaan gas Belanda sebagai cabang perusahaan gas pertama di Bandung. Pada tahun 1930-an sudah lebih dari 3000 sambungan pipa gas dari pabrik di Kiaracondong disalurkan ke pelanggan seperti pabrik roti, dapur hotel, pabrik limun, barak, rumah sakit, dan sebagainya.

Jalan Braga di Kota Bandung, merupakan surganya para pecinta bangunan tua. Di Braga ini terdapat puluhan gedung tua yang dilestarikan menjadi cagar budaya.

Pemerintah mengatur peninggalan sejarah sebagai warisan budaya bersifat kebendaan, berupa benda, struktur, bangunan, situs, dan kawasan, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Sedangkan di kota Bandung dilengkapi lagi dengan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 19 Tahun 2009 tentang bangunan pelestarian serta pelaksanaan pelestarian bangunan cagar budaya.
Regulasi tersebut memuat tentang definisi, kriteria, klasifikasi, dan mekanisme pengelolaan cagar budaya di Kota Bandung. Aturan itu juga melampirkan daftar 1770 cagar budaya yang tersebar di seluruh Kota Bandung secara rinci.

gedung gas negara sekarang

gedung gas negara sekarang

Ada empat kriteria yang menjadi syarat ditetapkannya sebuah cagar budaya:

  1. Benda, bangunan, atau struktur cagar budaya harus berusia lima puluh (50) tahun atau lebih
  2. Mewakili masa gaya paling singkat berusia lima puluh (50) tahun
  3. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
  4. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian daerah dan bangsa

Ada tiga klasifikasi bangunan cagar budaya di Bandung, yaitu golongan A, B, dan C.
Jika cagar budaya itu berusia lebih dari 50 tahun dan mengandung sedikitnya 3 kriteria tersebut, maka cagar budaya tersebut masuk ke dalam golongan A.

Gedung Gas Negara termasuk dalam klasifikasi cagar budaya golongan A.
Bangunan cagar budaya golongan A dan B merupakan bangunan yang tidak boleh diubah struktur bangunannya, sedangkan golongan C masih bisa dirubah sebagian bangunannya.

Transformasi Gasblock Braga

 

Ketika Indonesia merdeka, perusahaan gas kemudian diambil alih oleh PGN (Perusahaan Gas Negara) sehingga NIGM beralih nama menjadi Gedung Gas Negara.

Perkembangan zaman, sekarang tidak ada lagi gas yang disalurkan ke rumah-rumah melalui saluran gas negara. Gedung Gas Negara lama tidak berfungsi, malahan sejak tahun 2012 menjadi tempat pameran atau acara-acara informal lainnya.

Ketika saya masih mengajar di prodi Interior di sebuah kampus, kami pernah menyelenggarakan pameran tugas mahasiswa di lantai dua. Ruang-ruangnya cukup luas dan langit-langitnya tinggi lebih dari 4 meter, sebuah ciri khas desain bangunan Belanda. Desain pun dengan banyak jendela besar sebetulnya sangat sesuai untuk daerah tropis, membuat ruangan sejuk sehingga tidak perlu AC.

Pemanfaatan lantai 2 menjadi ruang pameran temporer, sumber: garis.my.id

Dengan berkembangnya zaman, banyak kebutuhan baru yang muncul di dalam bangunan dan kebutuhan tersebut mengakibatkan adanya perubahan serta penambahan pada elemen bangunan Gedung Gas Negara.

Di bawah manajemen baru Gedung Gas Negara, bangunan ini sekarang beralih menjadi Gasblock Braga by Hiji Corporation dan ada beberapa fungsi di dalamnya, yaitu:

Gasinc Braga

 

gasinc braga

view ke gasinc braga, sumber: garis.my.id

 

Begitu masuk ke pintu utama, ke kanan ada ruangan besar, sedang kan ke kiri ada tangga ke lantai dua.

Ruangan besar di bagian depan ini adalah Gasinc Braga, yaitu Coffee & Gelato Braga Bandung.
Sebuah cafe yang menjual minuman kopi, non-kopi, dan gelato. Kemudian ada camilan atau menu Western maupun Nusantara untuk sarapan maupun brunch.

Kalau kalian engga mau masuk ke dalam, bisa loh beli gelato dari kounter langsung dari pinggir trotoir, kemudian duduk-duduk di kursi yang ada di sepanjang jalan Braga. Ada juga spot lebih private di area samping gedung ini.

 

Operational Hour :
Mon – Fri : 07.00 – 22.00
Sat – Sun : 07.00 – 22.30
IG: gasinc.braga

Gasgrill Braga

area gasgrill braga

area gasgrill braga, sumber: garis.my.id

Ketika saya bersama keluarga pertama kali ke sini, namanya Gastro Meat & Grill, menjual aneka hidangan makan berat Nusantara atau Western. Sekarang menjadi Gasgrill Braga, dengan aneka pilihan menu AYCE (all you can eat).

Menu all you can eat adalah bisa makan sepuasnya dengan harga tertentu dan biasanya dibatasi waktu makan 60 hingga 90 menit.

Opening Hours:
Weekdays 11.00 – 20.00
Weekend 11.00 – 21.00
IG: gasgrill.braga

Gas Inn Braga Hotel

area parkir gas inn braga

area parkir gas inn braga, akses dari jalan Morce, sumber: garis.my.id

Fungsi lain yang ditawarkan di Gasblock Braga adalah hotel yang cukup cozy. Di OTA warna biru, review hotel ini cukup bagus. Jumlah kamar tidak banyak, sehingga sering fully booked, mungkin karena letaknya yang di pusat kota, dan mau jalan-jalan di Braga tinggal meluncur.

Supaya tidak keliru, akses kendaraan ke Gas Inn Braga Hotel ini melalui jalan di belakang, jalan Morce, bukan dari jalan Braga. Jadi parkir kendaraan bagi tamu hotel disediakan di belakang Gasblock Braga.

kamar deluxe, 1 double bed & 1 single bed

kamar deluxe, 1 double bed & 1 single bed

Pilihan kamarnya juga tidak banyak, hanya ada 2 type, yaitu:

  • Superior, luas 17 m2, tempat tidur double bed
  • Deluxe, luas 20 m2, tempat tidur double bed dan 1 single bed

Fasilitas hotel adalah standar hotel bintang, AC, smart TV, cermin, lemari, brankas, meja, dan kamar mandi pribadi. Fasilitas kamar mandinya berupa shower air panas, toiletries dan handuk.
Disediakan sarapan. Untuk makan siang atau malam, kalian bisa menikmati hidangan di Gasinc Braga atau Gasgrill Braga.

Checkin : 14.00 – 22.00
Checkout: 12.00
IG: gasinn.braga

Penutup

Saya pernah menuliskan artikal tentang alih fungsi gedung N.V. Hellerman, merupakan toko pertama di jalan Braga, menjadi Grey Art Gallery yang terletak di jalan Braga No. 47-49-51.

Alih fungsi bangunan lama di Bandung memang banyak sekali, terutama terjadi pada rumah tinggal atau kantor yang diubah menjadi fungsi bisnis.
Perubahan fungsi menurut peraturan daerah setempat diperbolehkan di kawasan bisnis terutama di pusat kota agar area tersebut lebih hidup dan bangunan tidak mangkrak.

Tentunya ada persyaratan khusus alih fungsi bangunan cagar budaya menjadi fungsi baru, terutama tidak boleh mengubah struktur dan tampak bangunan.

Itu sebabnya re-desain rata-rata hanya pada interior dengan menambahkan furnitur, tata lampu, maupun AC, agar ruangan lebih nyaman dan sesuai dengan fungsi baru.

Transformasi Gedung Gas Negara menjadi Gasblock Braga dan tiga fungsi berbeda menambah hidup kawasan jalan Braga dengan deretan restoran Braga Permai, Toko Roti Sumber Hidangan, dan Toko Ice Cream Canary. Dilengkapi pula aneka cafe kekinian seperti Tahi Lalats atau Jurnal Risa.
Atau hanya sekadar jalan-jalan di sepanjang jalan Braga hingga ke Alun-alun pun masih OK.

Semoga bermanfaat.

13 pemikiran pada “Transformasi Gedung Gas Negara, Upaya Pelestarian Cagar Budaya”

  1. Lucu tuh ranjangnya, ada juga di atasnya.
    Btw, hotel bekas bangunan lama tuh emang bagus sih, tapi biasanya entah kenapa suka kepikiran ada sosok yang tak kasat mata, hahaha.
    tapi bagus sih, unik dan jadi kelebihan tersendiri

    Balas
    • Hehe…iya ada bener juga sih. Kayak Hotel Majapahit di Surabaya yah…Konon “ada” juga…
      Tapi ada yg justru cari tuh, buat uji nyali…

      Balas
  2. Terima kasih Kak Han, jadi dapat informasi update nih daku soal transformasi gedung bersejarah di jalan Braga. Soalnya kebetulan daku belum pernah ke sana, hehe.

    Balas
  3. MashaAllah Mbak. Makasih banyak untuk pengetahuan yang sudah disampaikan. Saya sendiri lagi mengumpulkan banyak referensi tentang beberapa bangunan di Braga untuk tulisan berikutnya. Dan artikel ini bisa jadi salah satu diantaranya.

    Braga ini nyatanya memang surga bangunan kolonial ya. Hadir dengan rangkaian ke-khas-an seperti tiang dan dinding bangunan dengan plester yang kokoh, ceiling yang menjulang, dan jendela yang besar-besar (tinggi serta lebar). Senang rasanya jika keindahannya terus dilestarikan dan dipelihara dengan baik. Penggunaannya pun proporsional dengan tetap mempertahankan jejak-jejak sejarah yang ada di dalamnya. Next, ke Braga lagi, say mau masuk ke beberapa bangunan yang sudah difungsikan menjadi cafe, resto, dan hotel, seperti yang disebutkan di atas.

    Balas
  4. Jadi pingin nyobain staycation di sini
    Kayanya asyik ya, seharian mengeksplorasi gedung gas negara ini
    Selama ini cuma lewat aja, gak ngeh kalo asal usulnya
    Tenkyu tulisan bermanfaatnya Mbak Hani

    Balas
  5. Seru pastinya staycation di tempat peninggalan penjajah, secara bangunan tempo dulu itu kan klasik dan bergaya eropa. Syukurlah bisa digunakan dalam bentuk yang lain sebagai salah satu cagar budaya. One day ke Bandung mampir aahh

    Balas
  6. Saya jadi tahu jika Gedung Gas Negara bertransformasi menjadi Gasblock Braga dan tiga fungsi berbeda. Pas benar jika berwisata di kawasan Braga sekalian menikmati alih fungsi bangunan cagar budaya ini. Sejak dulu selalu suka tempat yang punya nilai sejarah begini saya

    Balas
  7. Bandung, tepatnya jalan Braga emang pas disebut telpat wisata bersejarah. Karena masih banyak banget gedung-gedung peninggalan Belanda yang berdiri kokoh di sana. Saya pun baru tahu tentang Gedung Gas ini, next kalau ada rejeki mau liburan ke Bandung ah sekalian belajar sejarah bersama anak.

    Balas
  8. Jadi menambah pengetahuan baca artikel ka Hani.
    Karena selama ini tau gedungnya tapi gapernah tau sejarahnya.
    Braga memang luar biasaa!!
    Menyimpan sejarah Bandung yang kini tampil modern vintage.

    Balas
  9. Wah, sayang banget ya gasnya nggak jadi disalur-salurkan gitu. Kalau jadi kan kayak di luar negeri. Tinggal bayar gasnya bulanan. Hehehe….

    Balas

Tinggalkan komentar