Barangkali ada di antara kita yang produktivitas kerjanya dirasakan menurun lalu tidak mood bekerja. Kemudian kita mencari penyebab di sekitar kita, bahwa mungkin rekan kerja yang membuat kita tidak nyaman, klien yang bawel, bahkan benci pada hari Senin. Padahal mungkin saja penyebab kita malas bekerja adalah kursi yang kita duduki tidak nyaman, lampu neon yang berkelap-kelip, atau bunyi printer yang konstan dari meja seberang.
Faktanya, kita menghabiskan sekitar 70-80% di dalam ruangan dan hampir 9 jam sehari dihabiskan di tempat kerja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas lingkungan tempat kita bekerja memiliki efek jangka pendek dan panjang pada kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas. Berikut beberapa faktor lingkungan tempat bekerja yang memengaruhi individu yang bekerja di ruangan tersebut.
Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal adalah kemampuan tubuh merasakan dan beradaptasi terhadap suhu ruangan. Beberapa faktor berdasarkan pada lokasi geografis, waktu dalam setahun, jenis kelamin, ras, dan usia. Kenyamanan termal yang masih bisa diterima oleh tubuh adalah sekitar 25 hingga 30 derajat C. Beberapa orang ada yang merasa sudah terlalu panas, beberapa orang masih menganggap biasa. Oleh sebab itu parameternya adalah suhu udara, cuaca, kelembapan udara relatif, kecepatan udara, tingkat metabolisme seseorang dan pakaian yang dipakai.
Kenyamanan Akustik
Kenyamanan akustik berkaitan dengan desain interior yang mampu melindungi penghuni dari kebisingan internal dan eksternal. Kebisingan internal misalnya, suara orang mengobrol, suara peralatan kantor seperti printer, dan mesin-mesin lainnya. Suara dari luar, misalnya suara kendaraan dari jalan, suara anak-anak dari sekolah yang sedang istirahat, dan lain-lain.
Kenyamanan akustik erat kaitannya pilihan bentuk ruangan dan material pelapisnya. Ruangan panjang dan sempit yang dindingnya parallel (sejajar), kemungkinan besar saling memantulkan suara yang berasal dari kita sendiri. Begitu juga bila memilih lantai yang materialnya keras, maka kemungkinan besar akan memantulkan suara orang yang lalu lalang. Oleh sebab itu harus dicari material penyerap suara atau lebih sering disebut acoustic board untuk dinding dan langit-langit (ceiling). Pengaturan tata letak ruang kerja bisa juga meminimalis sumber-sumber suara kebisingan tersebut.
Kenyamanan Visual
Kenyamanan visual tentu saja berkaitan dengan kenyamanan desain ruangan terhadap mata kita. Bisa kondisi terang-gelap sebuah ruangan, pemandangan dari tempat kerja, penerangan, dan tata lampu. Selain masalah pencahayaan pada ruangan, tata letak yang padat suatu kantor pilihan mebel juga bisa memengaruhi kenyaman visual. Sehingga membuat orang yang bekerja di dalam ruangan menjadi tidak betah.
Tata letak open plan dengan batas ruangan rendah dan masih bisa melihat ke luar jendela, ditengarai lebih nyaman daripada ruangan yang tertutup dinding seluruhnya.

Kualitas Udara Dalam Ruangan
Kualitas Udara dalam Ruangan atau Indoor Air Quality (IAQ) adalah kualitas udara bersih dan seminimal mungkin prosentase polutan udara.
Adapun polusi udara tidak selalu berasal dari udara luar yang kualitasnya tidak bagus, tetapi bisa saja terjadi akibat udara didalam ruangan yang tidak tersirkulasi baik. Biasanya pada gedung tinggi atau ruangan ber-AC atau berventilasi mekanis. Penggunaan ventilasi alami selain langsung memperoleh udara segar dari luar juga hemat energi. Walaupun demikian harus diperhatikan kualitas udara luar, berpolusi atau tidak.
Sick Building Syndrome (SBS)
SBS adalah kondisi kesehatan yang cukup serius pada orang-orang yang bekerja di dalam ruangan tertutup selama berjam-jam dan berhari-hari. Faktor kesehatan tersebut diakibatkan kualitas lingkungan dalam ruangan seperti penutupan lubang alami untuk masuknya udara bersih, penggunaan bahan konstruksi yang ternyata mengandung racun. Bisa juga disebabkan oleh lapisan pada mebel, saringan AC yang kotor, tungau debu pada karpet, zat-zat allergen, dan peralatan kantor yang menimbulkan radiasi.
Karyawan dengan SBS antara lain mengalami gejala iritasi mata, hidung dan tenggorokan, sakit kepala, batuk, mengi, sensitif terhadap cahaya, gangguan pencernaan, hingga gejala flu yang tak kunjung sembuh.
Bagaimana dengan individu yang bukan bekerja di kantor tetapi bekerja di rumah?
Lima hal di atas bisa saja terjadi untuk kondisi bekerja di mana saja, karena kenyamanan tersebut berkaitan dengan ruang dalam. Oleh sebab itu ada baiknya mencek faktor kenyaman dari ruangan tersebut agar kita tidak malas bekerja.

Kadang bos yang suka suruh-suruh doang dan marah-marah terus juga bikin orang malas kerja, Mbak. Hehehe.
Boss nyebelin ini mah. Bikin bad mood. Haha…
Makasih udah mampir…
Nah benar banget Mbak Hani. 5 hal di atas memang bisa menjadi faktor kita malas dalam bekerja. Saya yang di rumah juga, berusaha menciptakan suasana rumah yang nyaman dan tenang untuk beraktivitas. Apalagi sebagai ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar ya. Biar tetap betah berada di rumah, harus benar-benar memperhatikan suasana rumah agar tetap nyaman dan menyenangkan bagi kita. Jangan sampai merasa bosan berada di rumah karena kondisi rumah yang tidak nyaman. Terima kasih sharingnya Mbak. Jadi bersemangat lagi nih agar menciptakan rumah sebagai tempat bekerja yang nyaman.
Meski kerja di rumah, beberapa faktor tersebut memang kadang mengganggu mood kita untuk kerja. Misalnya aja ruangan yang panas, bisa ganggu konsentrasi
Suhu ruangan, walau udah pakai seragam jas kantor yg super panjang tetep merasa dingin, apalagi sekarang musim hujan ya kak, salah satu penyebab malas bekerja karena ga bisa diturunkan suhu AC nya yg ada aku keluar, balik2 lama ditanyain lah sama bos hahahh.
Jujur sebenarnya saya pun malas kerja haha
Maunya bebas kemana mana tp duit drmana kl ga kerja. Akhirnya kerja, tahankanlah dengan brbagai situasi dan kondisi asal dapur ngebul haha curhat
Untuk ngatasin rasa malas dan bosan, aku mah suka nyetel Musik dan taroh barang-barang kesayangan di meja atau deket tempat duduk gitu. Mayan works for me sih… Abis tu nyeruput kopi dannnn…. Nonton drakor hahahaha. Nggak ding. Nulissss
Suasana yang nyaman, suhu ruangan yang bersahabat serta penataan yang rapi membuat kita makin bersinergi kebalikan dari 5 diatas ya mbak
Nah iya tuh kadang langsung sumpek rasanya kalo tempat kerja berantakan atau minim cahaya. Trus, kalau rekan kerja pada berisik ngobrol atau ngegosip juga bikin buyar dan hilang konsentrasi
Mau engga ikutan ntar dibilang sombong yah. Tapi kan pengen kerjaan beres, biar engga perlu bawa ke rumah…
Makasih udah mampir
Wah bener juga ya mbak, saya baru nyadar soal ini. Kadang juga kita kalo sudah kelamaan di ruang A, tiba2 disuruh pindah ruangan kan jadi males. Karena viewnya kurang asiklah, sirkulasi udara ngga bagus, malah kadang warna tembok pun jadi masalah, hehehe..
Nah iya…warna ruangan juga pengaruh lho. Ada yg warna panas, ada yg warna kalem…
Sirkulasi udara mekanis bahaya juga, kalau saringan/ filternya engga pernah dibersihkan…
Kenyamanan ruangan kerja emang ngaruh sama mood pekerjanya, ya, Mba.
Dulu waktu kerja di ruangan tertutup yang didepanku cuma ada kertas tertempel, samping kiri kanan ketutup, dan di depan mata cuma ada komputer dan telepon yang tiap detik ga berenti berdering. Ughh… setiap jam istirahat datang adalah syurga buat aku.
Beruntung di divisi itu cuma 3 bulan sebelum akhirnya aku pindah divisi yang penempatannya di airport. Hari-hari aku merasa menikmati hidup dan kerjaan. Beda banget waktu masih di office.
Aduuh…bacanya aja ikut sumpek. Untunglah cuma sebentar di ruangan kerja tersebut.
Jika faktor dari kepala atau atasan bagaimana kak? Kenyaman dengan atasa ternyata bagi saya sangat berpengaruh dalam kenyamanan bekerja
Ya ampun kenyamanan aja terbagi tiga ya. Baru tahu akutu. Tapi kenyamanan visual emang ngaruh banget sih buat aku sama kadang-kadang kena SBS itu masalah pencernaan 🙂
Kadang-kadang, kalau seharian bekerja di ruang tertutup, rasanya pas keluar lingkungan sangat asing. Badan juga tidak enak seperti rasa masuk angin. Mungkin beberapa jam sekali mesti keluar ya menghirup udara segar
Kalo lagi males kerja karena situasi atau kondisi sekitar, langsung inget lagi, banyak kebutuhan yg harus dipenuhi, langsung gass lagi hahahah 😂
Bener banget bun, kenyamanan visual punya pengaruh besar banget. Aku tuh kalau ruangan tempat bekerja kok berantakan rasanya belum mau kerja. Harus rapi dulu. Ternyata itu masuk kenayamanan visual
Nambah istilah baru nih, kenyamanan termal, akustik dan visual. Tapi make sense sih, kalau suhu gak pas, bising, tambah ruang kerja berantakan bikin ambyar semangat kerja. Aku ya gitu, padahal mah emang malesan ajah, hehe
Betul banget ini mbak. Saya malas kerja di ruangan bising apalagi kalau kerjaannya membutuhkan konsentrasi penuh, makanya kalau nulis saya sukanya subuh, saat orang-orang di rumah masih tidur.
Aku baru tahu ada Sick Building Syndrome ini..wah ternyata banyak penyebab yang memungkinkan seseorang malas bekerja ya. Bisa nih dicari faktornya dan dapat solusinya
Ooo jadi itu alasannya orang malas bekerja. Kadang saya bingung kenapa ya jadi malas banget? Tidak tahu alasannya selalu beranggapan bahwa dunia kerja udah nggak kondusif untuk saya. Ternyata semua itu ada alasannya dan saya tidak pernah menyadarinya.
Iya Mbak…Sering orang engga menyadari sebabnya malas bekerja. Bisa ditelusuri faktor² penyebabnya, jadi bisa diminimalisir. Makasih yaa udah mampir…
Saya tipikal orang bisa kerja di mana aja, mau bumi gonjang ganjing pun kerjaan tetap bisa kelar. Tapi emang saya paling gak tahan sama atasan yg gak oke bangetttt. Atasan yg bisanya cuma nge-bossy, itu lebih nyebelin ketimbang saya harus kerja di tengah pasar atau di padang pasir. Hahahaha
Lhah keren…Bisa kerja di mana saja. Kalo boss nyebelin faktornya gede itu sih. Engga tergantung kondisi ruangan. Makasih ya udah mampir…
Kalo saya lebih ke bos dan suasana kerja. Kalo bos nya aja nyebelin, suasana di sekitar juga gitu, mending cari tempat lain aja. Daripada ujung-ujungnya stres. Tapi walaupun bos nyebelin, namun masih didukung oleh suasana kerja yang bisa bikin nyaman, ya masih aman-aman aja sih saya nya.
Samma dong kayak saya. Lagi sebel ama boss. Rasanya males ngantor. Wkwkwk…
wah sy bnget nih ga bisa kerja kalau ruangan ga rapi..tp.hbs rapiin ruangan.mau kerja jd capek duluan deh wkwk..emang mba setiap orng pnya syarat kenyamanan tersendiri ya dlm bekerja spy lbh produktif tentunya
Betul…tiap orang punya faktor kenyamanan sendiri. Tapi ada yg common atau rata² pengguna. Misalnya suhu ruangan atau terangnya lampu, ada standarnya…
Kalau misalnya dekorasi dan tata letak ruangan di ubah secara berkala kira kira apa bisa menghambat kemalasan dalam bekerja?
Bagus aja, gonta-ganti tata letak. Kan supaya menambah semangat kerja…
Faktor-faktor di atas mungkin cocok untuk pekerja kantoran, tapi untuk pekerja freelance faktor pembuat malas bekerja lebih banyak lagi, seperti godaan kasur yang empuk misalnya. Atau anak-anak yang ada di sekitar kita, akhirnya pas malam juga bisa bekerja.
Masuk ke kenyamanan visual kalo gitu. Hehe…Nyaman banget liat kasur, pengen rebahan…
Makasih udah mampir…
Aduh aku semua ini… Aku suka kerja sendirian tanpa suara dengan suhu gak terlalu dingin dan di luar ruangan dengan diri aku sendiri. Hahaha. Tapi aku malah kerja di kantoran. Gak maksimal sih kerjaannya iniii
Bener juga, salah satunya kenyamanan ruangan dan lingkungan sekitar yang membuat kita semangat dalam berkerja.
Kalo udah males beneran bikin ngga produktif. Kadang badan jadi pegel2 sendiri karena males. Kalo aku biasanya break bentar sih. Trus lanjut lagi kerjaannya.
Sebagai freelancer, aku juga kombinasi sih tempat kerjanya. Kadang di rumah, kadang di luar. Misalnya kerja di luar pun, tak melulu di satu tempat. Suka pindah-pindah dan mencoba tempat baru, mulai co-working space atau kafe. Dan memang tempat kerja pengaruh juga lho ke produktivitas
Kenyamanan dg rekan kerja di satu ruangan juga ngefek, mba. eheheh
Kenyamanan termal ini beneran ngefek, utamanya saat suhu terlalu dingin membuat aku malas banget buat mikir…
Kondisi ruangan bagus dan nyaman, tapi kalau teman seruangan rese, jadi bikin nggak betah juga mbak.
Ahahahaaa… bener banget mba, ada banyak faktor yang bikin malas, apalagi kalo di kantor… tp yang paling bikin males tuh temen sekantor yang rese… tiap dikasih tugas jawabnya “moh” “gah” “males” ya gimana nggak esmosi… ^^ #eh curhat… 😀